Aku,Dia
dan satu kata cinta
Aku tak
tahu apa yang akan kutuliskan, yang aku tahu saat ini aku ingin sekali
menuliskan sesuatu yang berarti, apa ? apa sesuatu yang berarti itu ? aku tak tahu, dan aku benar-benar tak
tahu. Aku tak tahu ingin menulis kan tentang apa, dan kalau pun aku tahu, aku
bingung ingin memulai nya dari mana.mungkin lebih baik ku biarkan saja otak ku
berputar mencari rangkaian kata yang ia suka agar jemari ini senang meliuk-liuk
untuk ku ajak menulis.
Aku ingin
sekali bercerita tentang dia, dia siapa ? dia yang saat ini telah menjadi milik
mu atau dia yang saat ini masih kau harapkan untuk memiliki mu ? aku tak
tahu..aku hanya ingin menulis tentang dia !! ya dia siapa? Batin ku. Dia yang
selalu menjadi kan jasad ini tetap terlihat hidup, dia yang selalu menjadi kan
bola mata ini penuh binar-binar rindu, dia yang selalu menjadi kan otak tak
pernah berhenti memikirkan tentang diri nya, dan dia yang selalu menjadikan aku
gila. Gila ?? kau mengatakan diri mu gila ? ya..aku gila..aku gila akan diri
nya, aku gila akan caranya memanjakan ku, aku gila akan kejenakaannya, aku gila
akan kemarahannya, aku gila akan sapaan cintanya dan aku gila akan semua lekuk
indah tubuhnya.bagi ku aku gila akan semua kesempurnaannya.
Kau telah
berkoar-koar menceritakan tentang dia,dia dan dia….dia siapa ? dia yang mana
yang ingin kau ceritakan lewat tulisan mu ini ? tulisan yang mungkin tak layak
untuk dibaca oleh siapa pun, karena kau sebenarnya tak jago dalam hal menulis.
Kau tahu senandung bukan ? alangkah baik nya kau besenandung untuk menceritakan
tentang dia, bersenandung ? aku ingat dan aku tahu, dia sangat pandai
bersenandung, alunan merdu suara nya yang khas membuat aku terlena dalam
senandung itu.aku ingat ketika ia bersenandung untuk ku pertama kali nya,
rasanya aku seperti berada dalam pelukan awan di birunya langit sore.nyaman,
damai dan tenang…dan saat ini aku merindukan dia bersenandung untuk ku,dan
hanya untuk ku.
Lagi-lagi
kau menceritakan tentang dia,dia dan dia, apa yang membuat mu hingga sedemikian
angkuh nya merasa kau terlalu mengenal dia, tak bisa kah sejenak kau melupakan
dia, tak bisa kah mencari kesibukkan yang lain selain bercerita tentang dia.
Misalnya kau melanjutkan bakat mu dalam hal merangakai syair puisi, atau……apa ?
syair puisi ?? dimana, dimana syair itu ? aku harus menemukannya, aku ingin
lagi membaca nya, aku ingan betul bait-bait syair puisi itu ia rangkai lewat
tulisan tangan sendiri, tulisan yang sangat jelek dan buruk sekali, syair itu
ia tulis dalam secarik kertas berwarna kuning gading, aku selalu menyimpan nya
dengan rapi, karena itu adalah syair puisi pertama yang ia tulis hanya untuk ku
dan cinta ku. Tapi dimana syair puisi itu sekarang, mengapa aku tidak bisa
menemukannya ? siapa yang mengambil nya dari ku ? aku harus menemukannya, aku
harus mendapatkannya.
Huuuuussssttttt……..sudah
cukup! Kau tidak akan pernah lagi menemukan syair puisi itu, karena kau sendiri
yang telah membiarkan secarik kertas berwarna kuning gading itu hangus
terbakar, kau terlalu rapi dan telaten menyimpan nya hingga kau lupa bahwa
kertas itu ada dalam tumpukkan barang-barang bekas mu yang kesemuanya telah
menjadi abu. Sekarang dan saat ini apa yang kau ingin kan ? apa kau ingin
menggambar ? ya..aku ingin menggambar, aku ingin melukis. Aku ingin seperti
dia…yang hebat dalam menggambar segalanya, aku tahu dahulu saat aku dan dia
masih dalam satu kelas yang sama, saat dia jemu dan bosan oleh kelas hari itu,
dia asyik sendiri menggambar tokoh-tokoh kartun animasi favoritnya, dan
terkadang dia juga sering melukis wajah dosen yang memberikan kelas saat itu,
dia memperlihatkan gambar dan lukisannya itu pada ku, bagus memang, bahkan
teramat bagus dan indah sekali saat dia tanpa kusadari berhasil melukis wajah
lugu ku ketika sedang focus mendengarkan kelas saat itu.aku ingin bisa
menggambar dan melukis seperti dia, cinta ku.
Cukup,sudah
terlalu banyak kau bercerita tentang dia.dia yang selalu ada dalam dalam setiap
ucap bibir mu, dia yang selalu ada dalam senda gurau mu dan dia yang selalu ada
dalam tiap lekuk indah tubuh mu.apa kau sadar sudah sejauh apa dan sedalam apa
kau mengenal dan mengetahui semua tentang dia ? apakah kau teramat mencintai
nya ? apakah kau terlalu menyayangi nya ? jika memang benar demikian, bisa kah
kau menuliskannya, menuliskan semua tentangnya dalam lembaran-lembaran kertas
ini agar suatu saat nanti dia bisa tahu bagaimana kau mencintai nya. Apakah kau
akan melakukannya ? apakah kau akan menuliskannya ? ya, aku akan melakukannya,
aku akan menuliskannya…….
Aku
mengarah pada tiga tahun yang lalu, dimana aku sama sekali tak pernah
menganggap dia ada, tak ada daya tarik sedikit pun dari dirinya. Tetapi Allah
berkehendak lain, ntah bagaimana cara Allah memberikan jalannya untuk aku dan dia
agar bersama, aku pun tak menyadari itu, yang aku tahu saat itu aku telah
berada dalam hari-harinya. Dia memberikan ku perhatian dan kasih sayang, semula
itu memang seadanya, seadanya antara teman dan teman. Tetapi lambat laun
perhatian dan kasih sayang itu meluap menjadi asa untuk memiliki agar saling
menjaga, memberi, melengkapi dan mencintai. Aku dan dia akhirnya memutuskan
untuk menjalin kasih…ntah bagaimana dan seperti apa bentuk menjalin kasih itu
aku dan dia pun tak tahu, yang jelas aku dan dia memberikan semua itu pada air,
air lah yang akan membawa jalinan kasih itu bermuara pada tempat yang akan ia
kehendaki, air itu pula yang akan memberikan kesejukkan kala api datang
menghujam jalinan kasih itu dengan angkuh nya rasa panas yang ia nyalakan. Aku
dan dia tak lupa menyerahkan jalinan kasih itu pada keberkahan dan cinta kasih
Allah.
Pasir
waktu membawa aku dan dia pada satu waktu yang tak kan pernah berputar balik
kembali, telah terlalu lama dan jauh aku dan dia menyusuri setiap dekade
kehidupan ini, aku dan dia berharap dekade ini tak akan pernah berakhir hingga
raga ini bisa melihat satu diantara nya mati atau bahkan mungkin raga ini akan
melihat dua jasad secara bersamaan. Sampai saat ini Dia masih mencintai ku
dengan cara nya sendiri, tak pernah dia ingin disamakan bahkan ku samakan
dengan lelaki diluaran sana dalam cara mencintai wanita. Yang ku tahu, dia
mencintai ku dengan cara nya sendiri Karena aku adalah wanita yang memiliki
tempat tersendiri di hati, di jiwa, di raga dan di hidupnya.
Selama
bersamanya aku menyadari bahwa tak ada yang benar-benar sempurna di dunia ini
selain Yang Maha Esa, aku dan dia bersama dalam kurang dan lebih yang tak
memiliki kesamaan setara. Bersama pasir waktu aku dan dia mencoba merangkai
setiap pecahan kurang dan lebih itu satu demi satu agar kurang dan lebih itu
dapat menyatu satu sama lain untuk saling melengkapi dan melindungi. Dia adalah
dia, dan aku adalah aku. Selamanya aku dan dia akan menjadi raga yang sama
untuk saling menjaga, melengkapi dan menyayangi demi satu kata cinta.