Jumat, 11 Mei 2012

bisik ku pada bening


Nyiur itu masih membelai pipi ku yang merona, mesra dan damai. Aku tak ingin apa yang kurasakan sekarang hilang. Aku ingin selalu seperti ini. Merasakan kemesraan dan kedamaian itu dalam belaian kumpulan nyiur yang mendayu-dayu. Dua puluh dua tahun aku merasakan karbondioksida ini mondar mandir dari kedua lubang di wajah ku, kapan karbondioksida ini akan habis dan berhenti aku pun tak tahu, yang aku tahu Tuhan hingga detik ini masih menyayangi dan mencintai ku.
Kali ini aku ingin bercerita pada bening ini, bercerita ? kurasa tidak, aku takut jika aku bercerita suara dan tangis ku bisa membahana ke seluruh jagat ini. Aku rasa aku akan berbisik saja, aku lebih nyaman dengan bisikkan ku, dalam bisik aku rasanya bisa meneteskan embun saja dari dua kelopak mata ini. Aku lupa, sudah terlalu lama aku tidak menyapa bening. Aku rasa dia marah pada ku, karena aku akhir-akhir ini terlalu mengabaikannya, mudah-mudahan saja ia masih sudi mendengar bisik ku kali ini.
Aku tak pernah meminta dan menginginkan yang muluk-muluk dari mereka, aku hanya ingin dianggap ada. Aku ingin tawa dan canda ku bisa menjadi pelipur dikala mereka duka, aku ingin nasehat ku berguna untuk kebaikan mereka, aku ingin mereka mencariku  saat butuh sumbangsihku. Dan aku ingin semua itu benar adanya, dapat kurasakan nyata dan tidak hanya sesaat. Aku tak ingin seperti puluhan bahkan ribuan obat-obatan yang ada dalam kotak P3K itu, obat-obatan itu akan terjamah jika luka dan sakit itu menggranyangi diri. Salah jika aku berharap ingin menjadi nafas, nafas akan hilang jika siempunya mati, begitu juga denganku, aku dianggap ada sampai aku mati.itu saja.
Bening…kau yang tahu dan teramat tahu tetesan air mata yang telah ku luapkan pada mu karena mereka. Kau tahu, aku letih dengan semua ini, aku ingin menyudahinya. Menyudahi semua kebersamaan yang semu ini, tiada guna bagiku jika hanya nanti atau esok tetesan embun ini akan meluap lagi karena ketidakberadaanku.
 

Rabu, 09 Mei 2012

rasa indah dua dimensi yang sama ( untuk hati )


Aku mencoba mencari kurang dalam setiap lebih yang ku punya. Aku mencari tanpa pernah berfikir tentang sesuatu yang lebih itu. Sudah terlalu lama rasanya aku memandangi mu dalam kedipan mata yang ku atur khusus untuk mu. Ku atur tiap kedipan mata ku agar tersusun sempurna untuk menikmati setiap tingkah dan gerak yang kau punya.  Aku merasa indah dengan keadaan seperti ini, indah karena aku bisa melihat sinar di wajah mu, indah karena aku bisa melihat tawa dan canda mu, dan indah karena aku bisa melihat diam mu.
Aku tak mengenal mu, aku yakin kau juga begitu. Dan itu berarti kita tidak saling kenal. Lalu kenapa aku berani menulis tentang mu dalam lembaran putih ini ? aku tak pasti dengan jawaban yang ku punya, aku hanya iseng saja atau memang aku punya alasan tersendiri ? aku menjadikan mu subjek atau bahkan objek nyata dalam tulisan ini ? ntah lah, aku harap aku akan menemukan jawab nya nanti, saat semua tentang mu yang ku rasa indah telah selesai ku tuliskan.
Waktu itu yang mempertemukan kita, ntah seperti apa pastinya aku pun tak tahu. Yang jelas aku mulai memikirkan mu sejak waktu itu awal aku hanya mengenal nama mu singkat. Rasanya tak ada yang menarik dari mu, tapi mengapa wajah mu selalu ada dalam tiap gambar yang ku lihat dan senyum mu selalu membayang dalam setiap kelopak mata yang ku buka lebar. Sejak waktu itu, aku selalu berusaha untuk menyempatkan diri berkunjung ke waktu itu, waktu dimana aku bisa kembali menemukan dan melihat mu dengan nyata, tanpa perlu berhalusinasi dalam imajinasiku. Melihat mu dengan nyata membuat aku dan jiwa ku merasakan indah yang tak tahu harus aku aplikasikan dengan dan lewat apa. Aku bingung atas rasa indah itu.
Kali ini malam semakin menggerogoti tubuh ku, aku masih mencari kurang dalam lebih yang ku punya. Aku merasa aku sama dengan kaum hawa diluaran sana, tak ada satu pun cacat dalam diri ku, aku merasa aku sempurna. tapi mengapa aku selalu tak pernah bisa mendapatkan rasa indah dalam dua dimensi yang sama. aku selalu ada dalam satu dimensi, tak pernah berbeda dan tak pernah berubah. Terkadang aku sering menghujat diriku sendiri, dan aku tahu itu tak baik. Karena aku sadar Tuhan menciptakan manusia dengan segala kesempurnaanNya.

Waktu itu akan segera berlalih, waktu itu akan segera bergeser jauh dari posisi awalnya. Semakin waktu itu menjauh, semakin aku sadar aku tak akan pernah lagi bisa menikmati rasa indah itu, rasa indah itu akan habis dan hilang seiring waktu yang beralih jauh. Aku menyimpan rapat rasa indah itu dalam figura hati yang terpaku oleh rasa indah itu sendiri. hingga saat ini aku selalu menikmati setiap rasa indah yang ku terima dari Tuhan, rasa indah yang berbeda pada tiap waktu dan raga siempunya, aku berusaha ikhlas memagari setiap rasa indah yang datang silih berganti itu, hingga suatu saat nanti rasa indah itu benar-benar akan tertuju pada satu raga dan jiwa dalam dua dimensi yang sama, rasa indah aku dan kamu hingga mati.
Untuk raga yang menyimpan rasa indah bersama ku, aku ingin berbisik “ biarkan arloji itu berputar sesering yang dia kehendaki, jika baterainya habis maka arloji itu akan mati. Aku pun begitu, ku biarkan rasa indah ini datang silih berganti hingga suatu saat nanti waktu bisa mengatakan pada mu bahwa aku sempurna dalam rasa indah untuk mu sampai mati”.




Rabu, 28 Maret 2012


Aku,Dia dan satu kata cinta

Aku tak tahu apa yang akan kutuliskan, yang aku tahu saat ini aku ingin sekali menuliskan sesuatu yang berarti, apa ? apa sesuatu yang berarti  itu ? aku tak tahu, dan aku benar-benar tak tahu. Aku tak tahu ingin menulis kan tentang apa, dan kalau pun aku tahu, aku bingung ingin memulai nya dari mana.mungkin lebih baik ku biarkan saja otak ku berputar mencari rangkaian kata yang ia suka agar jemari ini senang meliuk-liuk untuk ku ajak menulis.
Aku ingin sekali bercerita tentang dia, dia siapa ? dia yang saat ini telah menjadi milik mu atau dia yang saat ini masih kau harapkan untuk memiliki mu ? aku tak tahu..aku hanya ingin menulis tentang dia !! ya dia siapa? Batin ku. Dia yang selalu menjadi kan jasad ini tetap terlihat hidup, dia yang selalu menjadi kan bola mata ini penuh binar-binar rindu, dia yang selalu menjadi kan otak tak pernah berhenti memikirkan tentang diri nya, dan dia yang selalu menjadikan aku gila. Gila ?? kau mengatakan diri mu gila ? ya..aku gila..aku gila akan diri nya, aku gila akan caranya memanjakan ku, aku gila akan kejenakaannya, aku gila akan kemarahannya, aku gila akan sapaan cintanya dan aku gila akan semua lekuk indah tubuhnya.bagi ku aku gila akan semua kesempurnaannya.
Kau telah berkoar-koar menceritakan tentang dia,dia dan dia….dia siapa ? dia yang mana yang ingin kau ceritakan lewat tulisan mu ini ? tulisan yang mungkin tak layak untuk dibaca oleh siapa pun, karena kau sebenarnya tak jago dalam hal menulis. Kau tahu senandung bukan ? alangkah baik nya kau besenandung untuk menceritakan tentang dia, bersenandung ? aku ingat dan aku tahu, dia sangat pandai bersenandung, alunan merdu suara nya yang khas membuat aku terlena dalam senandung itu.aku ingat ketika ia bersenandung untuk ku pertama kali nya, rasanya aku seperti berada dalam pelukan awan di birunya langit sore.nyaman, damai dan tenang…dan saat ini aku merindukan dia bersenandung untuk ku,dan hanya untuk ku.
Lagi-lagi kau menceritakan tentang dia,dia dan dia, apa yang membuat mu hingga sedemikian angkuh nya merasa kau terlalu mengenal dia, tak bisa kah sejenak kau melupakan dia, tak bisa kah mencari kesibukkan yang lain selain bercerita tentang dia. Misalnya kau melanjutkan bakat mu dalam hal merangakai syair puisi, atau……apa ? syair puisi ?? dimana, dimana syair itu ? aku harus menemukannya, aku ingin lagi membaca nya, aku ingan betul bait-bait syair puisi itu ia rangkai lewat tulisan tangan sendiri, tulisan yang sangat jelek dan buruk sekali, syair itu ia tulis dalam secarik kertas berwarna kuning gading, aku selalu menyimpan nya dengan rapi, karena itu adalah syair puisi pertama yang ia tulis hanya untuk ku dan cinta ku. Tapi dimana syair puisi itu sekarang, mengapa aku tidak bisa menemukannya ? siapa yang mengambil nya dari ku ? aku harus menemukannya, aku harus mendapatkannya.
Huuuuussssttttt……..sudah cukup! Kau tidak akan pernah lagi menemukan syair puisi itu, karena kau sendiri yang telah membiarkan secarik kertas berwarna kuning gading itu hangus terbakar, kau terlalu rapi dan telaten menyimpan nya hingga kau lupa bahwa kertas itu ada dalam tumpukkan barang-barang bekas mu yang kesemuanya telah menjadi abu. Sekarang dan saat ini apa yang kau ingin kan ? apa kau ingin menggambar ? ya..aku ingin menggambar, aku ingin melukis. Aku ingin seperti dia…yang hebat dalam menggambar segalanya, aku tahu dahulu saat aku dan dia masih dalam satu kelas yang sama, saat dia jemu dan bosan oleh kelas hari itu, dia asyik sendiri menggambar tokoh-tokoh kartun animasi favoritnya, dan terkadang dia juga sering melukis wajah dosen yang memberikan kelas saat itu, dia memperlihatkan gambar dan lukisannya itu pada ku, bagus memang, bahkan teramat bagus dan indah sekali saat dia tanpa kusadari berhasil melukis wajah lugu ku ketika sedang focus mendengarkan kelas saat itu.aku ingin bisa menggambar dan melukis seperti dia, cinta ku.
Cukup,sudah terlalu banyak kau bercerita tentang dia.dia yang selalu ada dalam dalam setiap ucap bibir mu, dia yang selalu ada dalam senda gurau mu dan dia yang selalu ada dalam tiap lekuk indah tubuh mu.apa kau sadar sudah sejauh apa dan sedalam apa kau mengenal dan mengetahui semua tentang dia ? apakah kau teramat mencintai nya ? apakah kau terlalu menyayangi nya ? jika memang benar demikian, bisa kah kau menuliskannya, menuliskan semua tentangnya dalam lembaran-lembaran kertas ini agar suatu saat nanti dia bisa tahu bagaimana kau mencintai nya. Apakah kau akan melakukannya ? apakah kau akan menuliskannya ? ya, aku akan melakukannya, aku akan menuliskannya…….
Aku mengarah pada tiga tahun yang lalu, dimana aku sama sekali tak pernah menganggap dia ada, tak ada daya tarik sedikit pun dari dirinya. Tetapi Allah berkehendak lain, ntah bagaimana cara Allah memberikan jalannya untuk aku dan dia agar bersama, aku pun tak menyadari itu, yang aku tahu saat itu aku telah berada dalam hari-harinya. Dia memberikan ku perhatian dan kasih sayang, semula itu memang seadanya, seadanya antara teman dan teman. Tetapi lambat laun perhatian dan kasih sayang itu meluap menjadi asa untuk memiliki agar saling menjaga, memberi, melengkapi dan mencintai. Aku dan dia akhirnya memutuskan untuk menjalin kasih…ntah bagaimana dan seperti apa bentuk menjalin kasih itu aku dan dia pun tak tahu, yang jelas aku dan dia memberikan semua itu pada air, air lah yang akan membawa jalinan kasih itu bermuara pada tempat yang akan ia kehendaki, air itu pula yang akan memberikan kesejukkan kala api datang menghujam jalinan kasih itu dengan angkuh nya rasa panas yang ia nyalakan. Aku dan dia tak lupa menyerahkan jalinan kasih itu pada keberkahan dan cinta kasih Allah.
Pasir waktu membawa aku dan dia pada satu waktu yang tak kan pernah berputar balik kembali, telah terlalu lama dan jauh aku dan dia menyusuri setiap dekade kehidupan ini, aku dan dia berharap dekade ini tak akan pernah berakhir hingga raga ini bisa melihat satu diantara nya mati atau bahkan mungkin raga ini akan melihat dua jasad secara bersamaan. Sampai saat ini Dia masih mencintai ku dengan cara nya sendiri, tak pernah dia ingin disamakan bahkan ku samakan dengan lelaki diluaran sana dalam cara mencintai wanita. Yang ku tahu, dia mencintai ku dengan cara nya sendiri Karena aku adalah wanita yang memiliki tempat tersendiri di hati, di jiwa, di raga dan di hidupnya.
Selama bersamanya aku menyadari bahwa tak ada yang benar-benar sempurna di dunia ini selain Yang Maha Esa, aku dan dia bersama dalam kurang dan lebih yang tak memiliki kesamaan setara. Bersama pasir waktu aku dan dia mencoba merangkai setiap pecahan kurang dan lebih itu satu demi satu agar kurang dan lebih itu dapat menyatu satu sama lain untuk saling melengkapi dan melindungi. Dia adalah dia, dan aku adalah aku. Selamanya aku dan dia akan menjadi raga yang sama untuk saling menjaga, melengkapi dan menyayangi demi satu kata cinta.

 


Selasa, 27 Maret 2012

ya kau..

kau tak menyadari kebaradaan ku...
kau tak menyadari kehadiran ku...
dan kau tak tau aku lah dalang dibalik semua keberuntungan dan keselamatan hidup yang kau miliki itu.

jangankan melihatku, hanya sekedar melirik ku pun kau enggan.
jangankan menyapaku, memberi senyummu saat kita bertatap mata pun kau tak pernah.
kau palingkan wajah dan dirimu saat kau tau yang ada dihadapanmu itu aku.

kau tinggalkan kerumunan teman dan sahabatmu saat kau mencium keberadaanku yang mencoba mendekati.
kau urungkan niatmu masuk dalam satu kehidupan yang kau tahu ada aku di dalamnya.
kau menjauh,tak mengenaliku dan tak menganggapku ada...itu yang ku tahu tentangmu saat ini.

tapi...saat butiran embun mengalir dari dua bola matamu 
saat kau tak bisa mencari kedamaian dan kehangatan kasih
kenapa kau malah mendatangiku dan merebahkan bahu dipundakku
kau biarkan tubuhmu menyatu dengan tubuhku
kau biarkan tangismu reda oleh kehangatan kasihku.


apakah kau kini telah mengenal ku ????




Senin, 26 Maret 2012

kado kecil dari Tuhan

Menjadi air itu sepertinya menyenangkan, air bisa bebas mengalir dimana pun dan kapan pun dia ingin. Menjadi api itu sepertinya menyenagkan, api bisa dengan gagah dan angkuhnya membakar apa pun yang dikehendaki.Menjadi siang itu sepertinya menyenangkan, sianglah yang menjadi awal dari semua rentetan peristiwa insan.Dan menjadi malam itu sepertinya juga menyenangkan, karena malam yang selalu setia menjadi teman bagi setiap insan untuk memeluk bulan.
Aku selalu berkelana dengan fikir ku menjadi ini dan itu agar senantiasa melakukan ini dan itu dengan sepuas ku dan semau ku, namun apa yang aku fikir kan tak kan pernah disetujui oleh hati ku. hati ku meminta aku untuk selalu menjadi aku, hati ku selalu meminta aku untuk tetap berada dalam dari ku sendiri. seperti daun talas, hanya menerima saja saat tetesan air jatuh menimpanya, tak bergeming dan tak berontak. Terkadang tetesan air yang menimpanya merasa nyaman berada dalam pelukannya, namun terkadang tetesan air itu hanya menjadikannya persinggahan yang tak berarti apa-apa.



Kau wanita, apa kau sadar akan kedudukan mu sebagai seorang wanita ? tak sepantasnya kau berkoar-koar  mengagung-agungkan cinta mu dengan pria yang belum jelas latar belakang nya itu. Kau abaikan kepercayaan orang tua mu, kau telantar kan kepentingan mereka yang telah menghidupi mu dengan tangis dan tawa mereka.kau terlalu terbuai dalam rayuan pria tak beradat seperti dia. Aku tak tau apa yang membuat mu sampai sebegitu nya mendewakan dia, baru sehari kau mengenalnya, dan kau telah menjadikannya raja dalam hidup mu, kau sembah dan kau hormati dia melebihi Tuhan dan orang tua mu. Kau buta, kau gelap mata, dan kau gila.
Kau tahu apa yang telah kau lakukan, kau lebih takut akan murka nya dari pada murka Tuhan dan orang tua mu. Kau serahkan segala yang kau punya pada nya, dan tanpa kau sadari mahkota terindah yang kau miliki pun telah kau berikan padanya, lelaki abnormal itu, meskipun belum seluruh mahkota mu itu berhasil dirusak oleh nya. Dan kau tak sadar akan kesalahan terbesar yang telah kau lakukan. kau hanya memikir kan kenikmatan sesaat, kau hanya memikirkan cinta yang kau sendiri tak pernah mengakui nya, bagiku saat itu kau wanita gila!!
Kau sadar, kau insyaf, kau berubah dan kau bertobat. Itu yang kau lakukan sekarang, kau mengumpat lelaki itu tanpa belas kasih, setelah apa yang dia perbuat pada mu. Kau murka, kau benar-benar beringas jika mengungkit semua tentangnya. Kau baru sadar kalau ternyata dia memang lelaki abnormal. Kenapa baru sekarang kau sadar, dahulu kau kemana ? dahulu kau di mana ? jangan pernah kau menyalahkan ku yang tak mengingatkan mu dan memperdulikan mu.
Sekarang apa yang akan kau lakukan ? apa kau akan terus melangkah sampai ujung dunia untuk membuktikan rasa bersalah mu akan masa lalu, atau kau akan tetap diam di tempat mu sekarang sampai kau membusuk di makan rayap-rayap kehidupan mu. Semua keputusan ada di hati dan fikiran mu saat ini, kau wanita yang sempurna, meski itu dilihat dari fisik luar mu saja. Kau bisa melakukan apa pun yang kau mau dengan semua yang kau punya untuk meraih cita mu. Dan kau juga masih punya kesempatan untuk menata hati dan fikiran mu dalam menggapai cinta, kau berhak mendapatkan lelaki yang baik dan normal. Kubur semua masa lalu mu dalam-dalam, apa kau masih yakin dengan kebesaran Tuhan mu ? apa kau masih percaya akan doa mustazab orang tua mu ? jika kau masih yakin dan percaya dengan semua itu, terus lah melangkah sampai kau menemukan ujung dunia yang kau ingini. Di sana, di ujung dunia itu kau akan menemukan sebuah kado kecil yang di titipkan Tuhan melalui seseorang dari kaum adam atas cinta dan kasih ibu bapak mu.






Ratu dalam rumah kaca mu


aku tak tahu apa yang harus ku lakukan....sekian lama aku menanti kata pasti dari mu, tapi kau tak kunjung memberikannya. ku pertahankan keikhlasan dan kesabaran hati untuk tetap menunggu kepastian itu, tapi tak jua kunjung ku dapatkan. kau menyayangi ku dengan tulus, aku tahu itu. kau mencintai ku dengan ikhlas, aku juga tahu itu. aku tahu semua itu dari cara mu menyayangi dan mencintai ku. aku tahu semua itu dari setiap waktu yang telah kau lalui dengan ku.
aku dan kau satu, itu yang selalu kau tanam kan dalam benak ku. dan aku pun mengiyakan saja pernyataan mu itu. aku dan kau satu, harusnya kau memperlakukan ku sama dengan kau memperlakukan diri mu.tetapi tidak, kau sering memperlakukan ku dengan tidak semestinya. kau pilih kasih. kau lebih mengutamakan diri mu sendiri dibanding aku. apa itu yang dinamakan satu.
Kala itu sisa-sisa malam masih menggelayut manja pada butiran embun yang enggan untuk mencair. Aku ingat betul untuk pertama kali nya kau menorehkan luka itu pada jiwa yang memang telah terluka karena mu. Kau seperti biasa masih bersikap layaknya orang bodoh saat aku mulai bertanya tentang kesalahan apa yang telah kau perbuat pada ku. Tetapi kau masih belum menjawab tanya ku, dengan lembut kau tetap tenang dengan jawaban mu, bahwa kau tak melakukan apa-apa, genap empat kali aku melontarkan pertanyaan yang sama pada mu, dan jawaban yang ku dapat pun masih tetap sama. Kau membohongi ku untuk kesekian kalinya ucap ku lirih, kau menghabiskan malam mu dengan mereka tanpa kau perduli dengan diri ku yang saat itu membutuhkan mu. Seketika wajah mu memerah, masih dengan kelembutan mu kau bertanya apa maksud dari ucapan ku. Dan masih dengan suara lirih aku menjawab pertanyaan mu dengan terbata-bata, kau ingat malam itu aku meminta mu untuk bersama ku ? kau ingat malam itu aku menangis sesenggukkan meminta mu untuk menemani ku menghabiskan malam. Tapi kau tak memenuhi keinginan ku, kau lebih memenuhi ajakan mereka untuk berkumpul dan menghabiskan malam dengan dunia mu. Kau memang lebih mementingkan mereka dari pada aku. Dengan kelembutan mu, kau menjelaskan pada ku bahwa kau memilih untuk bersama mereka dan tidak bersama ku.Aku pun surut, aku melepas mu menghabiskan malam bersama mereka, aku berfikir kau masih di dalam tempat yang sama dengan mereka, namun ternyata melalui mereka tanpa sengaja aku melihat gambar mu dan mereka ada di tempat yang berbeda. amarah ku memuncak, diam ku dalam harap selama ini mencair dan tak mampu lagi untuk ku menahannya. Tanpa sadar semua unek-unek yang ku punya tentang mu terlontar sudah. Dan aku sadar betul eksperesi wajah mu kala itu, untuk pertama kali nya aku melihat mu memecahkan butiran-butiran kaca dari dua mata mu.
Dinding yang kala itu berwarna kuning gading menjadi saksi bisu akan semua ucapan dan amarah ku pada mu, ayam jago pun masih mempersembahkan kokokan pada shubuh hari yang memang hampir hilang. Aku merintih dalam amarah ku, aku tak pernah mengemis untuk mengharap kan cinta mu kala itu, aku tak pernah meminta untuk kau pilih menjadi kekasih mu, kau yang mendatangi dan meminta ku untuk menjadi teman hidup mu. Tapi mengapa sekarang kau seolah memperlakukan ku bagaikan seorang pengemis yang mengharap belas kasihan, harus dan mesti aku yang meminta terlebih dahulu, dan harus aku yang mengharapkan mu, walau tak jarang kau masih tetap berada di kubu mereka dari pada dengan ku. Aku tak pernah menahan mu untuk tetap tinggal bersama ku, aku tak pernah memaksa mu untuk tetap berada di samping ku. Semula aku berfikir jika kau mulai merasa kejenuhan dan kebosanan akan diri ku telah menggeranyangi diri mu, pergi lah…pergi dengan cinta mu yang baru. Dan aku akan ikhlas di sini mendoakan mu bahagia. Tetapi tidak, kau masih tetap mencintai ku dan menyayangi ku pun hingga detik ini.
Sebagai seorang lelaki, kau memiliki segala nya, tak ada yang membuat mu terhina di mata semua wanita mana pun yang ingin kau jadikan kekasih mu. Tapi aku pun tak tahu pasti apa yang membuat mu tetap bertahan dengan keadaan seperti ini. Keadaan dimana kau tak mengizinkan ku untuk melepaskan mu, keadaan di mana kau tak ingin kehilangan ku dan keadaan di mana aku harus selalu mentaati semua peraturan yang kau embankan pada ku. Aku benar-benar terbelenggu dalam kungkungan sangkar emas yang begitu indah yang kau ciptakan untuk ku, tapi aku juga wanita biasa, wanita yang tidak pernah mengharapkan segala kemewahan yang berlebih dari apa yang kau punya, aku hanya meminta sekeping dari seluruh hati mu untuk lebih mengerti apa yang ku mau, aku ingin sekeping hati mu itu bisa mengerti apa yang aku ingin kan.
Setiap hari matahari digantikan bulan, setiap hari pula waktu berputar tanpa pernah berhenti sebelum si empunya member izin untuk berhenti. Dan seperti itu pula aku, aku akan tetap mencintai mu dengan seluruh kepingan hati yang ku punya, tanpa pernah terbesit dalam fikir ku untuk meninggalkan mu, kecuali kau yang meminta ku untuk pergi. Toh selama ini bagi ku, mencintai bukan lah hanya sekedar kontak fisik saling menjamah setiap lekuk tubuh antar dua insan, melainkan belajar bagaimana memberi dan menerima kekurangan serta kelebihan dari dua insan yang berbeda, dan itu lah sebuah pengorbanan cinta. Aku mencintai mu tanpa mengharapkan balasan, meski ku sadar kau membalas cinta ku dengan tulus. Aku merasakan sakit saat kau sakit karena mereka, dan aku tak kan pernah merasa bahagia tertawa lepas saat cinta ku dan kau bahagia, karena aku tahu kebahagian itu tidak lah kekal.
Terimakasih kau telah mencintai ku dengan cara mu, terimaksih hingga saat ini kau masih menjadikan ku ratu dalam rumah kaca mu.

  

 


tentang kamu, tentang hati mu.

apa kau tahu jika hati itu terluka ??? apa kau tahu jika hati itu sakit ??? dan apa kau tahu jika hati itu sedih ???? tidak !!! kau tak akan pernah tahu akan semua itu. kau tak tahu bukan karena kau tidak memperdulikan atau bukan karena kau tidak mau tahu tentang semua itu, tetapi kau tidak mengizinkan hati mu untuk masuk ke dalam hati itu, kau tidak mengizinkan hati mu untuk merasakan luka, sakit dan sedih yang dialami oleh hati itu.

sudah lebih dari cukup waktu yang kau habiskan untuk mengenal hati itu, sudah habis dimakan tahun pula hitungan tanggal dan bulan yang kau lewati hanya untuk mengenal hati itu, dan sudah terlalu banyak pula jalanan yang kau singgahi hanya untuk mengenal hati itu. tapi mengapa hingga detik ini kau masih belum bisa mengizinkan hati mu untuk menyatu dengan hati itu.

kau terlalu banyak mengumbar janji yang kau sendiri tak pernah sanggup dan tak mau untuk menepati nya, kau terlalu sibuk dengan dunia mu. hati mu terlalu asyik mencintai diri mu sendiri. kau tak pernah menyuruh hati mu untuk memperdulikan atau bahkan menganggap hati itu ada. kau dan hati mu sama saja.egois, naif dan angkuh.atau mungkin jika lebih baik kau dan hati mu itu mati saja ???? jangan, jangan mati. jika kau dan hati mu mati, maka kau dan hati mu tidak akan pernah belajar untuk mencintai hati itu. kau dan hati mu mungkin lebih baik pergi jauh ke pulau atau benua yang tak berpenghuni. sakit, sehat, susah dan senang kau dan hati mu lah yang tahu. apa kau dan hati mu akan mampu bertahan ???

apa kau terlalu sempurna untuk dimiliki oleh raga hati itu yang sangat jauh dari kata sempurna. apa kau ingan saat kau selalu menjaga raga hati itu dari kerusakan dan kejahatan makhluk Tuhan yang lain. apa kau ingat kau selalu memuja raga hati itu dengan kata-kata mu yang sangat puitis bagai pujangga. itu semua kau lakukan dahulu, dan teramat dahulu sekali, sebelum kau mendapatkan raga hati itu sebagai bentuk simbol dari sosok pejantan tangguh mu.

apa hati mu tulus mencintai hati itu, apa hati mu benar dan sungguh menyayangi hati itu, apa hati mu dari dahulu hingga detik ini masi dalam kedudukan yang sama ? sama mencintai dan menyayangi hati itu...coba lah sedikit berlari menuju hati mu, tanya kan pada hati mu tentang kedudukan hati mu saat ini untuk hati itu.