Rabu, 28 Maret 2012


Aku,Dia dan satu kata cinta

Aku tak tahu apa yang akan kutuliskan, yang aku tahu saat ini aku ingin sekali menuliskan sesuatu yang berarti, apa ? apa sesuatu yang berarti  itu ? aku tak tahu, dan aku benar-benar tak tahu. Aku tak tahu ingin menulis kan tentang apa, dan kalau pun aku tahu, aku bingung ingin memulai nya dari mana.mungkin lebih baik ku biarkan saja otak ku berputar mencari rangkaian kata yang ia suka agar jemari ini senang meliuk-liuk untuk ku ajak menulis.
Aku ingin sekali bercerita tentang dia, dia siapa ? dia yang saat ini telah menjadi milik mu atau dia yang saat ini masih kau harapkan untuk memiliki mu ? aku tak tahu..aku hanya ingin menulis tentang dia !! ya dia siapa? Batin ku. Dia yang selalu menjadi kan jasad ini tetap terlihat hidup, dia yang selalu menjadi kan bola mata ini penuh binar-binar rindu, dia yang selalu menjadi kan otak tak pernah berhenti memikirkan tentang diri nya, dan dia yang selalu menjadikan aku gila. Gila ?? kau mengatakan diri mu gila ? ya..aku gila..aku gila akan diri nya, aku gila akan caranya memanjakan ku, aku gila akan kejenakaannya, aku gila akan kemarahannya, aku gila akan sapaan cintanya dan aku gila akan semua lekuk indah tubuhnya.bagi ku aku gila akan semua kesempurnaannya.
Kau telah berkoar-koar menceritakan tentang dia,dia dan dia….dia siapa ? dia yang mana yang ingin kau ceritakan lewat tulisan mu ini ? tulisan yang mungkin tak layak untuk dibaca oleh siapa pun, karena kau sebenarnya tak jago dalam hal menulis. Kau tahu senandung bukan ? alangkah baik nya kau besenandung untuk menceritakan tentang dia, bersenandung ? aku ingat dan aku tahu, dia sangat pandai bersenandung, alunan merdu suara nya yang khas membuat aku terlena dalam senandung itu.aku ingat ketika ia bersenandung untuk ku pertama kali nya, rasanya aku seperti berada dalam pelukan awan di birunya langit sore.nyaman, damai dan tenang…dan saat ini aku merindukan dia bersenandung untuk ku,dan hanya untuk ku.
Lagi-lagi kau menceritakan tentang dia,dia dan dia, apa yang membuat mu hingga sedemikian angkuh nya merasa kau terlalu mengenal dia, tak bisa kah sejenak kau melupakan dia, tak bisa kah mencari kesibukkan yang lain selain bercerita tentang dia. Misalnya kau melanjutkan bakat mu dalam hal merangakai syair puisi, atau……apa ? syair puisi ?? dimana, dimana syair itu ? aku harus menemukannya, aku ingin lagi membaca nya, aku ingan betul bait-bait syair puisi itu ia rangkai lewat tulisan tangan sendiri, tulisan yang sangat jelek dan buruk sekali, syair itu ia tulis dalam secarik kertas berwarna kuning gading, aku selalu menyimpan nya dengan rapi, karena itu adalah syair puisi pertama yang ia tulis hanya untuk ku dan cinta ku. Tapi dimana syair puisi itu sekarang, mengapa aku tidak bisa menemukannya ? siapa yang mengambil nya dari ku ? aku harus menemukannya, aku harus mendapatkannya.
Huuuuussssttttt……..sudah cukup! Kau tidak akan pernah lagi menemukan syair puisi itu, karena kau sendiri yang telah membiarkan secarik kertas berwarna kuning gading itu hangus terbakar, kau terlalu rapi dan telaten menyimpan nya hingga kau lupa bahwa kertas itu ada dalam tumpukkan barang-barang bekas mu yang kesemuanya telah menjadi abu. Sekarang dan saat ini apa yang kau ingin kan ? apa kau ingin menggambar ? ya..aku ingin menggambar, aku ingin melukis. Aku ingin seperti dia…yang hebat dalam menggambar segalanya, aku tahu dahulu saat aku dan dia masih dalam satu kelas yang sama, saat dia jemu dan bosan oleh kelas hari itu, dia asyik sendiri menggambar tokoh-tokoh kartun animasi favoritnya, dan terkadang dia juga sering melukis wajah dosen yang memberikan kelas saat itu, dia memperlihatkan gambar dan lukisannya itu pada ku, bagus memang, bahkan teramat bagus dan indah sekali saat dia tanpa kusadari berhasil melukis wajah lugu ku ketika sedang focus mendengarkan kelas saat itu.aku ingin bisa menggambar dan melukis seperti dia, cinta ku.
Cukup,sudah terlalu banyak kau bercerita tentang dia.dia yang selalu ada dalam dalam setiap ucap bibir mu, dia yang selalu ada dalam senda gurau mu dan dia yang selalu ada dalam tiap lekuk indah tubuh mu.apa kau sadar sudah sejauh apa dan sedalam apa kau mengenal dan mengetahui semua tentang dia ? apakah kau teramat mencintai nya ? apakah kau terlalu menyayangi nya ? jika memang benar demikian, bisa kah kau menuliskannya, menuliskan semua tentangnya dalam lembaran-lembaran kertas ini agar suatu saat nanti dia bisa tahu bagaimana kau mencintai nya. Apakah kau akan melakukannya ? apakah kau akan menuliskannya ? ya, aku akan melakukannya, aku akan menuliskannya…….
Aku mengarah pada tiga tahun yang lalu, dimana aku sama sekali tak pernah menganggap dia ada, tak ada daya tarik sedikit pun dari dirinya. Tetapi Allah berkehendak lain, ntah bagaimana cara Allah memberikan jalannya untuk aku dan dia agar bersama, aku pun tak menyadari itu, yang aku tahu saat itu aku telah berada dalam hari-harinya. Dia memberikan ku perhatian dan kasih sayang, semula itu memang seadanya, seadanya antara teman dan teman. Tetapi lambat laun perhatian dan kasih sayang itu meluap menjadi asa untuk memiliki agar saling menjaga, memberi, melengkapi dan mencintai. Aku dan dia akhirnya memutuskan untuk menjalin kasih…ntah bagaimana dan seperti apa bentuk menjalin kasih itu aku dan dia pun tak tahu, yang jelas aku dan dia memberikan semua itu pada air, air lah yang akan membawa jalinan kasih itu bermuara pada tempat yang akan ia kehendaki, air itu pula yang akan memberikan kesejukkan kala api datang menghujam jalinan kasih itu dengan angkuh nya rasa panas yang ia nyalakan. Aku dan dia tak lupa menyerahkan jalinan kasih itu pada keberkahan dan cinta kasih Allah.
Pasir waktu membawa aku dan dia pada satu waktu yang tak kan pernah berputar balik kembali, telah terlalu lama dan jauh aku dan dia menyusuri setiap dekade kehidupan ini, aku dan dia berharap dekade ini tak akan pernah berakhir hingga raga ini bisa melihat satu diantara nya mati atau bahkan mungkin raga ini akan melihat dua jasad secara bersamaan. Sampai saat ini Dia masih mencintai ku dengan cara nya sendiri, tak pernah dia ingin disamakan bahkan ku samakan dengan lelaki diluaran sana dalam cara mencintai wanita. Yang ku tahu, dia mencintai ku dengan cara nya sendiri Karena aku adalah wanita yang memiliki tempat tersendiri di hati, di jiwa, di raga dan di hidupnya.
Selama bersamanya aku menyadari bahwa tak ada yang benar-benar sempurna di dunia ini selain Yang Maha Esa, aku dan dia bersama dalam kurang dan lebih yang tak memiliki kesamaan setara. Bersama pasir waktu aku dan dia mencoba merangkai setiap pecahan kurang dan lebih itu satu demi satu agar kurang dan lebih itu dapat menyatu satu sama lain untuk saling melengkapi dan melindungi. Dia adalah dia, dan aku adalah aku. Selamanya aku dan dia akan menjadi raga yang sama untuk saling menjaga, melengkapi dan menyayangi demi satu kata cinta.

 


Selasa, 27 Maret 2012

ya kau..

kau tak menyadari kebaradaan ku...
kau tak menyadari kehadiran ku...
dan kau tak tau aku lah dalang dibalik semua keberuntungan dan keselamatan hidup yang kau miliki itu.

jangankan melihatku, hanya sekedar melirik ku pun kau enggan.
jangankan menyapaku, memberi senyummu saat kita bertatap mata pun kau tak pernah.
kau palingkan wajah dan dirimu saat kau tau yang ada dihadapanmu itu aku.

kau tinggalkan kerumunan teman dan sahabatmu saat kau mencium keberadaanku yang mencoba mendekati.
kau urungkan niatmu masuk dalam satu kehidupan yang kau tahu ada aku di dalamnya.
kau menjauh,tak mengenaliku dan tak menganggapku ada...itu yang ku tahu tentangmu saat ini.

tapi...saat butiran embun mengalir dari dua bola matamu 
saat kau tak bisa mencari kedamaian dan kehangatan kasih
kenapa kau malah mendatangiku dan merebahkan bahu dipundakku
kau biarkan tubuhmu menyatu dengan tubuhku
kau biarkan tangismu reda oleh kehangatan kasihku.


apakah kau kini telah mengenal ku ????




Senin, 26 Maret 2012

kado kecil dari Tuhan

Menjadi air itu sepertinya menyenangkan, air bisa bebas mengalir dimana pun dan kapan pun dia ingin. Menjadi api itu sepertinya menyenagkan, api bisa dengan gagah dan angkuhnya membakar apa pun yang dikehendaki.Menjadi siang itu sepertinya menyenangkan, sianglah yang menjadi awal dari semua rentetan peristiwa insan.Dan menjadi malam itu sepertinya juga menyenangkan, karena malam yang selalu setia menjadi teman bagi setiap insan untuk memeluk bulan.
Aku selalu berkelana dengan fikir ku menjadi ini dan itu agar senantiasa melakukan ini dan itu dengan sepuas ku dan semau ku, namun apa yang aku fikir kan tak kan pernah disetujui oleh hati ku. hati ku meminta aku untuk selalu menjadi aku, hati ku selalu meminta aku untuk tetap berada dalam dari ku sendiri. seperti daun talas, hanya menerima saja saat tetesan air jatuh menimpanya, tak bergeming dan tak berontak. Terkadang tetesan air yang menimpanya merasa nyaman berada dalam pelukannya, namun terkadang tetesan air itu hanya menjadikannya persinggahan yang tak berarti apa-apa.



Kau wanita, apa kau sadar akan kedudukan mu sebagai seorang wanita ? tak sepantasnya kau berkoar-koar  mengagung-agungkan cinta mu dengan pria yang belum jelas latar belakang nya itu. Kau abaikan kepercayaan orang tua mu, kau telantar kan kepentingan mereka yang telah menghidupi mu dengan tangis dan tawa mereka.kau terlalu terbuai dalam rayuan pria tak beradat seperti dia. Aku tak tau apa yang membuat mu sampai sebegitu nya mendewakan dia, baru sehari kau mengenalnya, dan kau telah menjadikannya raja dalam hidup mu, kau sembah dan kau hormati dia melebihi Tuhan dan orang tua mu. Kau buta, kau gelap mata, dan kau gila.
Kau tahu apa yang telah kau lakukan, kau lebih takut akan murka nya dari pada murka Tuhan dan orang tua mu. Kau serahkan segala yang kau punya pada nya, dan tanpa kau sadari mahkota terindah yang kau miliki pun telah kau berikan padanya, lelaki abnormal itu, meskipun belum seluruh mahkota mu itu berhasil dirusak oleh nya. Dan kau tak sadar akan kesalahan terbesar yang telah kau lakukan. kau hanya memikir kan kenikmatan sesaat, kau hanya memikirkan cinta yang kau sendiri tak pernah mengakui nya, bagiku saat itu kau wanita gila!!
Kau sadar, kau insyaf, kau berubah dan kau bertobat. Itu yang kau lakukan sekarang, kau mengumpat lelaki itu tanpa belas kasih, setelah apa yang dia perbuat pada mu. Kau murka, kau benar-benar beringas jika mengungkit semua tentangnya. Kau baru sadar kalau ternyata dia memang lelaki abnormal. Kenapa baru sekarang kau sadar, dahulu kau kemana ? dahulu kau di mana ? jangan pernah kau menyalahkan ku yang tak mengingatkan mu dan memperdulikan mu.
Sekarang apa yang akan kau lakukan ? apa kau akan terus melangkah sampai ujung dunia untuk membuktikan rasa bersalah mu akan masa lalu, atau kau akan tetap diam di tempat mu sekarang sampai kau membusuk di makan rayap-rayap kehidupan mu. Semua keputusan ada di hati dan fikiran mu saat ini, kau wanita yang sempurna, meski itu dilihat dari fisik luar mu saja. Kau bisa melakukan apa pun yang kau mau dengan semua yang kau punya untuk meraih cita mu. Dan kau juga masih punya kesempatan untuk menata hati dan fikiran mu dalam menggapai cinta, kau berhak mendapatkan lelaki yang baik dan normal. Kubur semua masa lalu mu dalam-dalam, apa kau masih yakin dengan kebesaran Tuhan mu ? apa kau masih percaya akan doa mustazab orang tua mu ? jika kau masih yakin dan percaya dengan semua itu, terus lah melangkah sampai kau menemukan ujung dunia yang kau ingini. Di sana, di ujung dunia itu kau akan menemukan sebuah kado kecil yang di titipkan Tuhan melalui seseorang dari kaum adam atas cinta dan kasih ibu bapak mu.






Ratu dalam rumah kaca mu


aku tak tahu apa yang harus ku lakukan....sekian lama aku menanti kata pasti dari mu, tapi kau tak kunjung memberikannya. ku pertahankan keikhlasan dan kesabaran hati untuk tetap menunggu kepastian itu, tapi tak jua kunjung ku dapatkan. kau menyayangi ku dengan tulus, aku tahu itu. kau mencintai ku dengan ikhlas, aku juga tahu itu. aku tahu semua itu dari cara mu menyayangi dan mencintai ku. aku tahu semua itu dari setiap waktu yang telah kau lalui dengan ku.
aku dan kau satu, itu yang selalu kau tanam kan dalam benak ku. dan aku pun mengiyakan saja pernyataan mu itu. aku dan kau satu, harusnya kau memperlakukan ku sama dengan kau memperlakukan diri mu.tetapi tidak, kau sering memperlakukan ku dengan tidak semestinya. kau pilih kasih. kau lebih mengutamakan diri mu sendiri dibanding aku. apa itu yang dinamakan satu.
Kala itu sisa-sisa malam masih menggelayut manja pada butiran embun yang enggan untuk mencair. Aku ingat betul untuk pertama kali nya kau menorehkan luka itu pada jiwa yang memang telah terluka karena mu. Kau seperti biasa masih bersikap layaknya orang bodoh saat aku mulai bertanya tentang kesalahan apa yang telah kau perbuat pada ku. Tetapi kau masih belum menjawab tanya ku, dengan lembut kau tetap tenang dengan jawaban mu, bahwa kau tak melakukan apa-apa, genap empat kali aku melontarkan pertanyaan yang sama pada mu, dan jawaban yang ku dapat pun masih tetap sama. Kau membohongi ku untuk kesekian kalinya ucap ku lirih, kau menghabiskan malam mu dengan mereka tanpa kau perduli dengan diri ku yang saat itu membutuhkan mu. Seketika wajah mu memerah, masih dengan kelembutan mu kau bertanya apa maksud dari ucapan ku. Dan masih dengan suara lirih aku menjawab pertanyaan mu dengan terbata-bata, kau ingat malam itu aku meminta mu untuk bersama ku ? kau ingat malam itu aku menangis sesenggukkan meminta mu untuk menemani ku menghabiskan malam. Tapi kau tak memenuhi keinginan ku, kau lebih memenuhi ajakan mereka untuk berkumpul dan menghabiskan malam dengan dunia mu. Kau memang lebih mementingkan mereka dari pada aku. Dengan kelembutan mu, kau menjelaskan pada ku bahwa kau memilih untuk bersama mereka dan tidak bersama ku.Aku pun surut, aku melepas mu menghabiskan malam bersama mereka, aku berfikir kau masih di dalam tempat yang sama dengan mereka, namun ternyata melalui mereka tanpa sengaja aku melihat gambar mu dan mereka ada di tempat yang berbeda. amarah ku memuncak, diam ku dalam harap selama ini mencair dan tak mampu lagi untuk ku menahannya. Tanpa sadar semua unek-unek yang ku punya tentang mu terlontar sudah. Dan aku sadar betul eksperesi wajah mu kala itu, untuk pertama kali nya aku melihat mu memecahkan butiran-butiran kaca dari dua mata mu.
Dinding yang kala itu berwarna kuning gading menjadi saksi bisu akan semua ucapan dan amarah ku pada mu, ayam jago pun masih mempersembahkan kokokan pada shubuh hari yang memang hampir hilang. Aku merintih dalam amarah ku, aku tak pernah mengemis untuk mengharap kan cinta mu kala itu, aku tak pernah meminta untuk kau pilih menjadi kekasih mu, kau yang mendatangi dan meminta ku untuk menjadi teman hidup mu. Tapi mengapa sekarang kau seolah memperlakukan ku bagaikan seorang pengemis yang mengharap belas kasihan, harus dan mesti aku yang meminta terlebih dahulu, dan harus aku yang mengharapkan mu, walau tak jarang kau masih tetap berada di kubu mereka dari pada dengan ku. Aku tak pernah menahan mu untuk tetap tinggal bersama ku, aku tak pernah memaksa mu untuk tetap berada di samping ku. Semula aku berfikir jika kau mulai merasa kejenuhan dan kebosanan akan diri ku telah menggeranyangi diri mu, pergi lah…pergi dengan cinta mu yang baru. Dan aku akan ikhlas di sini mendoakan mu bahagia. Tetapi tidak, kau masih tetap mencintai ku dan menyayangi ku pun hingga detik ini.
Sebagai seorang lelaki, kau memiliki segala nya, tak ada yang membuat mu terhina di mata semua wanita mana pun yang ingin kau jadikan kekasih mu. Tapi aku pun tak tahu pasti apa yang membuat mu tetap bertahan dengan keadaan seperti ini. Keadaan dimana kau tak mengizinkan ku untuk melepaskan mu, keadaan di mana kau tak ingin kehilangan ku dan keadaan di mana aku harus selalu mentaati semua peraturan yang kau embankan pada ku. Aku benar-benar terbelenggu dalam kungkungan sangkar emas yang begitu indah yang kau ciptakan untuk ku, tapi aku juga wanita biasa, wanita yang tidak pernah mengharapkan segala kemewahan yang berlebih dari apa yang kau punya, aku hanya meminta sekeping dari seluruh hati mu untuk lebih mengerti apa yang ku mau, aku ingin sekeping hati mu itu bisa mengerti apa yang aku ingin kan.
Setiap hari matahari digantikan bulan, setiap hari pula waktu berputar tanpa pernah berhenti sebelum si empunya member izin untuk berhenti. Dan seperti itu pula aku, aku akan tetap mencintai mu dengan seluruh kepingan hati yang ku punya, tanpa pernah terbesit dalam fikir ku untuk meninggalkan mu, kecuali kau yang meminta ku untuk pergi. Toh selama ini bagi ku, mencintai bukan lah hanya sekedar kontak fisik saling menjamah setiap lekuk tubuh antar dua insan, melainkan belajar bagaimana memberi dan menerima kekurangan serta kelebihan dari dua insan yang berbeda, dan itu lah sebuah pengorbanan cinta. Aku mencintai mu tanpa mengharapkan balasan, meski ku sadar kau membalas cinta ku dengan tulus. Aku merasakan sakit saat kau sakit karena mereka, dan aku tak kan pernah merasa bahagia tertawa lepas saat cinta ku dan kau bahagia, karena aku tahu kebahagian itu tidak lah kekal.
Terimakasih kau telah mencintai ku dengan cara mu, terimaksih hingga saat ini kau masih menjadikan ku ratu dalam rumah kaca mu.

  

 


tentang kamu, tentang hati mu.

apa kau tahu jika hati itu terluka ??? apa kau tahu jika hati itu sakit ??? dan apa kau tahu jika hati itu sedih ???? tidak !!! kau tak akan pernah tahu akan semua itu. kau tak tahu bukan karena kau tidak memperdulikan atau bukan karena kau tidak mau tahu tentang semua itu, tetapi kau tidak mengizinkan hati mu untuk masuk ke dalam hati itu, kau tidak mengizinkan hati mu untuk merasakan luka, sakit dan sedih yang dialami oleh hati itu.

sudah lebih dari cukup waktu yang kau habiskan untuk mengenal hati itu, sudah habis dimakan tahun pula hitungan tanggal dan bulan yang kau lewati hanya untuk mengenal hati itu, dan sudah terlalu banyak pula jalanan yang kau singgahi hanya untuk mengenal hati itu. tapi mengapa hingga detik ini kau masih belum bisa mengizinkan hati mu untuk menyatu dengan hati itu.

kau terlalu banyak mengumbar janji yang kau sendiri tak pernah sanggup dan tak mau untuk menepati nya, kau terlalu sibuk dengan dunia mu. hati mu terlalu asyik mencintai diri mu sendiri. kau tak pernah menyuruh hati mu untuk memperdulikan atau bahkan menganggap hati itu ada. kau dan hati mu sama saja.egois, naif dan angkuh.atau mungkin jika lebih baik kau dan hati mu itu mati saja ???? jangan, jangan mati. jika kau dan hati mu mati, maka kau dan hati mu tidak akan pernah belajar untuk mencintai hati itu. kau dan hati mu mungkin lebih baik pergi jauh ke pulau atau benua yang tak berpenghuni. sakit, sehat, susah dan senang kau dan hati mu lah yang tahu. apa kau dan hati mu akan mampu bertahan ???

apa kau terlalu sempurna untuk dimiliki oleh raga hati itu yang sangat jauh dari kata sempurna. apa kau ingan saat kau selalu menjaga raga hati itu dari kerusakan dan kejahatan makhluk Tuhan yang lain. apa kau ingat kau selalu memuja raga hati itu dengan kata-kata mu yang sangat puitis bagai pujangga. itu semua kau lakukan dahulu, dan teramat dahulu sekali, sebelum kau mendapatkan raga hati itu sebagai bentuk simbol dari sosok pejantan tangguh mu.

apa hati mu tulus mencintai hati itu, apa hati mu benar dan sungguh menyayangi hati itu, apa hati mu dari dahulu hingga detik ini masi dalam kedudukan yang sama ? sama mencintai dan menyayangi hati itu...coba lah sedikit berlari menuju hati mu, tanya kan pada hati mu tentang kedudukan hati mu saat ini untuk hati itu.




tempat itu hati.

aku melihatnya nyata, aku mendengarnya nyata, aku melihat dan mendengarkan ia benar-benar nyata berbicara, berbisik, tertawa dan menangis dalam raganya sendiri.

hampir setiap waktu, hampir setiap hari dan hampir setiap saat dalam hitungan tahun aku melihat dan mendengarkan ia berbicara, ia berbisik, ia tertawa dan ia menangis ... aku melihat dan mendengarkan ia melakukan semua itu dalam tempat yang sama, tak pernah ada yang berbeda, mungkin hanya waktu nya saja yang berbeda...tapi dari awal hingga saat ini aku mengenalnya...aku selalu melihat dan mendengarkan ia melakukan semua hal itu pada tempat yang sama, hati.

 

 

 

 

ia berbicara dengan lembut dan bergairah...ia berbicara tentang apa pun yang ia rasa tanpa pernah memperdulikan keadaan sekeliling nya, terkadang ia berbisik, berbisik pada tempat yang selalu membuatnya nyaman, aku tak tahu apa yang tengah ia bisikkan. mungkin saja ia berbisik tentang sebuah rahasia yang tak ingin siapa pun mengetahuinya. aku pun tak bisa mendengarkan apa yang ia bisikkan, padahal aku berada di dekatnya.

aku melihatnya tertawa, tertawa lepas dan sangat bahagia....jujur jika aku boleh mimilih, aku ingin terus melihatnya tertawa...lepas dan bebas...ia tertawa dalam ceritanya...ntah apa yang membuatnya tertawa seperti itu, tapi yang aku tahu ia bahagia dalam cerita yang ia sampaikan pada tempat itu. tapi...aku benci...aku benci saat aku melihatnya menangis. ia menangis tanpa pernah ia mencoba untuk menceritakan pada tempat itu apa yang membuatnya menangis. aku melihat ia menangis dalam diam dan isak nya. aku benci melihat tetesan air itu jatuh dari dua mata indah nya...aku benci melihat tetesan air itu membasahi pipi nya yang selalu merona. aku ingin tahu oleh apa dan karena siapa ia menangis. tapi aku tak ingin ia tahu bahwa selama ini aku telah mengintip semua yang ia lakukan dalam dunia nya...aku tak mau keingin tahuan ku tentang tangisnya itu membuat aku pergi jauh dari nya.aku hanya bisa memohon dalam doa ku, memohon agar tetesan air itu hilang dari dua mata indahnya.

aku mencoba mengingat alunan indah suaranya saat berbicara menceritakan tentang cintanya...aku ingin tahu seperti apa sosok pangeran yang selalu memberinya cinta, sosok pangeran yang selalu ada dalam ceritanya pada tempat itu. dan aku baru sadar bahwa ternyata pangeran itu juga yang telah membuatnya menangis.

aku ingin memeluknya, menghilangkan tangisnya....aku ingin melihatnya tertawa lagi...aku ingin meminta dan memohon pada tempat itu agar mengunci diri nya rapat-rapat..aku tak ingin tempat itu ada dan terlihat lagi olehnya. aku ingin tempat itu benar-benar pergi jauh dari hidupnya....aku tak mau tempat itu menjadi sahabat untuknya lagi...aku tak mau tempat itu membiarkan ia menangis lagi...aku tahu ternyata dalam diamnya tempat itu lah yang menjadi satu-satu nya yang tahu apa yang membuat ia menangis. aku benci tempat itu, aku tak menginginkan keberadaannya......terlalu berharga air mata nya jika dibandingkan dengan tempat itu.

 

 

 

 

Senin, 19 Maret 2012

1 saja dari sejuta cinta mu.


Aku tercipta dalam rahim mu karena cintaNya
Aku terlahir karena cinta kasih mu
Aku menangis dan tertawa dalam cinta mu
Aku mengenal dunia melalui cinta kasih mu

Aku mulai bertanya, sebesar apa cinta yang kau punya ?
Sebesar kobaran api yang selalu membakar raga ?
Tidak bagi ku !!!
Api itu akan padam saat hujan menyiraminya
Sebesar matahari yang selalu menyinari dunia ?
Tidak bagi ku !!!
Matahari itu akan berganti rembulan saat malam telah menduduki singgasananya
Letih ku mencari persamaan besar cinta yang kau punya
Tapi…tak satu pun mampu beri ku jawaban


Seketika aku sadar…
Aku berpaling pada secercah cinta yang satu dan abadi
Dan ku yakin cinta itu mampu jawab Tanya ku

Jawaban pun akhirnya ku dapatkan
Kini aku tahu sebesar apa cinta mu..Wahai Ibu
Cinta mu tak pernah kering meski senantiasa kau berpanas terik
Cinta mu tak kan pernah mati kedinginan meski kau berada dalam kucuran hujan badai
Cinta mu tak kan pernah habis meski raga mu hangus dalam panggangan api

Ibu…begitu besar cinta mu
Ibu...begitu banyak cinta yang kau punya untuk ku anak mu
Dapatkah aku membalas satu cinta dari sejuta cinta mu ?









Minggu, 18 Maret 2012

sepenggal episode tentang dia.

dia mencintai mu dalam diam
dia mengagumi mu dalam desah nafas
dia memuja mu dalam rintih hati 
dan dia menghormati mu dalam tatap mata....

Dia selalu mencari tahu semua tentang mu, tak pernah sekali pun ia merasa bosan dan jenuh untuk mengotak atik semua yang berhubungan dengan kehidupan mu, dari orang-orang terdekat mu ia bisa tahu tentang mu dan hari-hari mu, namun terkadang ia sendiri yang membawa hati nya untuk mengetahui tentang mu. kau tak pernah tahu tentang semua yang telah ia lakukan, kau tak tahu betapa kuat nya ia menjadi pemuja mu, bahkan kau tak tahu bagaimana cara ia memuja mu. kau sempurna...itu katanya. kau hadir dalam hidupnya tanpa ia sadari, yang ia tahu saat ini kau menjadi pangeran dalam kanvas hatinya.

Awal nya dia sama sekali tak pernah mengenal mu, hingga suatu masa ntah kapan dan dimana waktu itu berhenti dan mempertemukan mu dengan nya. sampai saat ini dia masih melihat mu melalui hatinya, hatinya yang mencintaimu. kau dan dia tak pernah berinteraksi langsung, ada berbagai perantara yang menghubungkan kalian. selama dia mengenal mu, kau selalu acuh dan tak perduli, seolah kau tak pernah menganggapnya ada, bagi mu mungkin dia hanya soonggok daging mentah yang telah membusuk. jangan kan menyapa nya saat berpapasan, menoleh padanyas aja kau tak sudi. tapi dia tetap mencintai mu dalam diam.

Dia ingin sekali saja kau memberikan senyum mu padanya, pun saat ia tahu kau telah menjalin cinta dengan nya. dengan tegar dan keikhlasannya dia masih mendoakan kebahagiaan untuk mu dan cinta yang telah kau pilih. tapi....pagi itu dia seakan tak ingin bangun dari tidur panjangnya semalam, dia tak rela melihat kau terduduk lusuh di ujung gang itu, dari kejauhan dia hanya bisa melihat kau ditinggalkan oleh cinta mu, cinta mu pergi dengan cinta yang lain. kau kalah ! kau seperti orang bodoh saat itu ! dan dia menangis untuk mu. dia ingat betul saat kau melintas dihadapannya sambil menggenggam erat jemari cinta mu, seolah ingin menunjukkan pada dia bahwa kau telah memiliki cinta yang sempurna yang sesuai dengan kesempurnaan mu. hampir setiap saat kala itu kau mengumbar kemesraan mu dan cinta mu di hadapan dia, dan dia lagi-lagi mencoba tegar dan kuat walau dalam hati dia lemah. tapi dia tak pernah memperlihatkan kelemahannya pada mu.

lama kau dan dia tak pernah bersua...tiba-tiba kau hadir kembali dalam hidupnya, ntah dari celah mana kau bisa masuk menyusup dalam hidupnya. kini kau hadir dengan diri mu yang baru, diri mu yang mencoba mendekatinya, memperhatikannya dan menyayanginya. dia kembali merasakan cinta itu tumbuh mekar dalam jiwa nya....tapi indah yang kau beri tak kau biarkan bertahan lama untuk nya. kau pergi meninggalkan dia dalam luka, kau tak memperdulikannya, kau pergi jauh dari hidupnya. hingga saat itu dia tak tahu apa keinginan mu yang sesungguhnya.

dia telah mengubur cinta itu dalam-dalam.agar nanti jika bersua dengan mu kembali dia tak kan pernah bisa menggali cinta itu lagi.dia berharap cinta itu mati dengan puing-puing yang tak pernah bisa dirangkai lagi, melebur dalam waktu yang terluka. dia benar...kau kembali lagi ditemukan dengan dia. kau dan dia bertemu dalam ruang dan waktu yang telah benar-benar berbeda...ntah berapa lama kau dan dia terpisah....dia kini telah memiliki cinta yang tulus menerima segala kurang dan lebihnya.cinta yang tak pernah membiarkannya sendiri dan cinta yang tak pernah menganggapkan sebagai onggokan daging busuk. saat ini dia bahagia dengan cintanya. tapi kau...kau kini mendekatinya, kau menumpahkan segala gundah dihati mu padanya, kau memohon maaf atas kesalahn mu dahulu, kau mencoba memberikan dia pupuk dalam taman cintanya untuk mu...dan kau bangga dengan hal itu. kau salah besar !!!! dia memang menerima mu kembali, tapi tidak dengan cinta untuk mu !!! kau tahu seberapa dalam luka yang telah kau toreh kan untuknya ??? apa kau tahu seberapa sakit jiwanya karena keegoan dan kenaifan mu ??? kau tak tahu, dan kau tak pernah tahu itu. apa pernah kau tahu bahwa dahulu dia lah yang selalu membela mu dari orang-orang jahat itu, dia lah yang telah membuatkan laporan dan tugas-tugas yang seharusnya diembankan pada mu, dia lah yang selalu memberikan perhatian dan semangat pada mu saat kau jatuh dan gundah dalam dunia mu dan dia lah yang menolong mu saat kau ada dalam masalah keluarga mu...dia memang tak pernah memperlihatkannya pada mu, tapi hati dan cinta nya yang memperlihat kan itu pada mu. dan kau tak pernah tahu itu !!!! dan hingga saat ini dia tak pernah membenci mu....

kini...kau salah besar jika kau mencoba dan berharap untuk mendekatinya dan meminta nya untuk memilih mu...karena dia telah menemukannya cinta nya dalam hati yang lain, dan itu bukan hati mu !!!











Senin, 12 Maret 2012

dua puluh dua tahun dan Ayah

dua puluh dua tahun yang lalu aku masih merasakan hangatnya berbagi kasih dalam pelukan mu, kau peluk dan kau bimbing aku kemana pun kau pergi. Aku ingat betul cerita Bunda saat kau dan Kakek berselisih faham untuk memberikan nama pada gadis kecil mu ini, dan itu pun terjadi dua puluh dua tahun yang lalu.

Ayah...begitu banyak cerita yang ku punya tentang mu, dan karena banyaknya aku yakin suatu saat nanti aku tak kan mampu untuk mengingatnya satu persatu, hingga ku putuskan untuk mengukirnya pada tubuh-tubuh pohon tua yang ada disamping rumah tua kita, dan aku juga menulisnya pada helaian helaian kertas yang selalu ku bawa kemana pun aku pergi, aku juga membisikknya pada kumpulan hewan-hewan peliharaan yang kau punya dirumah, dan aku juga menanamnya pada seluruh bunga yang kau tanam dalam pot-pot bunga cantik pilihan mu itu, dan tak lupa aku juga mendendangkannya pada kicauan burung yang menemani ku setiap pagi datang. Ayah...semua itu ku lakukan agar suatu saat nanti aku bisa mengingat semua cerita dan semua kisah yang pernah ku lalui bersamamu..karena bagi ku semua cerita tentang mu dan aku adalah sejarah yang tak kan pernah bisa untuk dilupakan.

Ayah...usia ku kini telah genap dua puluh dua tahun, aku sudah dewasa Ayah....itu yang ku tahu saat ini. tapi ternyata tidak bagimu. bagi mu fisik ku memang telah dewasa, tapi tidak dengan pola fikir dan kematangan pribadiku. bagimu aku tetap putri kecil mu yang selalu akan tetap kau jaga dan kau lindungi hingga suatu saat nanti seseorang yang kau rasa pantas menggantikan posisi mu untuk menjaga dan melindungi ku datang, maka saat itu kau akan melepaskan ku.

Ayah...aku selalu bangga bisa memiliki Ayah seperti mu...sering aku mendapatkan pujian dari rekan sebaya ku tentang mu..bagi mereka kau adalah Ayah yang hebat, Ayah yang gagah, Ayah yang kuat, Ayah yang humoris dan Ayah yang terbaik....dan itu pun tak pernah aku pungkiri. Aku selalu bangga dengan semua yang ada didiri mu Ayah. Ayah...apa kau masih ingat saat aku sakit kau selalu setia mengantarkan ku untuk mendatangi dokter paling hebat agar aku bisa terlepas dari derita sakit yang kurasa, dengan sepeda motor tua mu kau antar aku kemana pun, saat sakit ku dan saat sehat ku. aku selalu senang bisa menunjukkan pada dunia bahwa aku bisa memiliki seorang Ayah seperti mu.

Ayah...ku akui kau memang terkadang lucu dengan tingkah mu yang sengaja kau lakukan untuk menghibur dan menyenangkan hati ku....saat bersama tak jarang kau memakai kerudung kepunyaan ku, terkadang kau juga memakai bandana  bergambar kupu-kupu warna merah jambu yang kupunya, semua itu kau lakukan untuk menggoda ku. Ayah...aku juga ingat saat kau seringkali meniup eskrim yang kau makan, dengan polosnya kau berkata " eskrimnya dingin...gigi Ayah ngilu dibuatnya ", dan aku pun menjawab " Ayah...gak ada orang yang makan eskrim itu ditiup Ayah, memangnya Ayah makan bakso ??? " sekali lagi kau hanya tersenyum, dan kita pun tertawa kembali Ayah.

Ayah...ayah ingat setiap kali lebaran tiba, Ayah selalu mewanti-wanti agar aku tak membeli pakaian yang tak layak untuk ku pakai sebagai seorang wanita. Ayah selalu melarang untuk tidak membeli pakaian yang ketat dan terbuka...dan hingga saat ini aku pun memang merasa nyaman dengan pakaian yang memang Ayah pilihkan untuk ku.

Ayah....saat ini yang aku tahu aku ingin membahagiakan mu....menggantikan mu mencari rezeki untuk keluarga kecil mu ini...aku ingin sekali memeluk tubuh kekar mu yang sekarang mulai ringkih...taapii....aku takut tangis ku pecah saat aku berada dalam pelukan mu.....

Ayah aku ingin jika saatitu tibaa....kau masih bisa menepati janji mu untuk menggandenga tangan ku menuju cita cita dan mimpi ku yang bahagia.....karena bagiku engkau dan Ibu sama penting nya Ayah....

ini aku dan Ayah .....
saat hari wisuda Ayah.....
banyak cerita yang kau ukir kala itu dengan ku Ayah...
Ayah....aku mencintai mu karena Allah.





Sabtu, 10 Maret 2012

Dia Jiwa



dia yang menjadikan raga ini hidup, dan
dia juga yang menjadikan raga ini mati
dia jauh..jauh dari pandangan pelupuk mata yang terbuka nganga
dia dekat...bahkan lebih dekat antara mata dan korneanya
dia hadir tanpa pernah pernah aku memintanya
dia pergi tanpa pernah aku mengusirnya.

dia indah...teramat indah dari indahnya pagi saat musim saljudia sejuk...teramat sejuk dari sejuknya udara pagi puncak gunung
dia menghangatkan saat dingin itu datang
dia mendinginkan saat hangat itu datang.


dia tak pernah bosan untuk menyelimuti raga ini 
dia tak pernah lelah untuk menjaga raga ini
dan dia tak pernah murka dengan raga ini

dia menenangkan...
dia menghangatkan...
dan dia menyatu dalam raga ini....
dia...
dia jiwa.

Jumat, 09 Maret 2012

aku dan kau dalam hujan

aku dan kau memiliki cerita dengan hujan itu
aku dan kau memiliki kisah dengan hujan itu
aku dan kau memiliki sejarah dengan hujan itu
cerita, kisah dan sejarah antara aku dan kau dalam hujan.....


hujan itu yang menuntun ku untuk menuju mu
hujan itu yang mengizinkan aku ada bersama mu
hujan itu yang membiarkan aku ada disamping mu
dan hujan itu pula yang memaksa ku untuk berlindung di balik dinding raga mu

hujan itu menjadi saksi bisu awal pertama aku dan kau satu
hujan itu menjadi saksi mata awal pertama aku dan kau bersama
dan hujan itu pula yang menjadi cerita, kisah dan sejarah antara aku dan kau
aku dan kau ada dalam hujan itu

aku ingin meletakkan cerita, kisah dan sejarah ini dalam bingkai gambar itu.
aku ingin menyalin cerita, kisah dan sejarah ini dalam kanvas putih itu.
aku ingin menggambar dan melukis cerita, kisah dan sejarah ini melalui apa pun yang dapat terlihat oleh semua mata.
tapi itu tak kan pernah ku lakukan....
karena aku ingin hanya Tuhan, aku dan kau saja yang tahu tentang cerita, kisah dan sejarah antara aku dan kau dalam hujan itu......






merindu.

aku merindukan mu bagaikan siang yang selalu digantikan malam
aku merindukan mu bagaikan panas yang selalu mengharapkan hujan
aku merindukan mu bagaikan lautan yang selalu memberikan debur ombak
aku merindukan mu bagaikan langkah kaki yang selalu ditemani bayang
aku merindukan mu bagaikan penglihatan yang membutuhkan dua kornea mata
aku merindukan mu bagaikan kodok yang meminta hujan 
dan aku merindukan mu bagaikan nafas yang mengartikan hidup


aku merindukan mu...
itu yang ingin ku sampaikan, aku mencoba menyampaikannya melalui bayu yang menyusup dalam tubuh mu dan aku yakin tak kan mungkin bisa kau rasakan.

aku merindukan mu...
itu yang ingin ku katakan, aku mencoba mengatakannya lewat suara yang tak kan mungkin dapat kau dengar.
aku merindukan mu...
itu yang ingin ku nyanyikan, aku mencoba menyanyikannya lewat nada yang sumbang, dan aku yakin kau tak kan menyukainya.

Tuhan....aku hanya ingin ia tahu aku merindukannya...
merindukan semua tentangnya...
tak pernah aku berharap lebih.
selain aku ingin ia tahu jika aku merindukannya...