Rabu, 28 Maret 2012


Aku,Dia dan satu kata cinta

Aku tak tahu apa yang akan kutuliskan, yang aku tahu saat ini aku ingin sekali menuliskan sesuatu yang berarti, apa ? apa sesuatu yang berarti  itu ? aku tak tahu, dan aku benar-benar tak tahu. Aku tak tahu ingin menulis kan tentang apa, dan kalau pun aku tahu, aku bingung ingin memulai nya dari mana.mungkin lebih baik ku biarkan saja otak ku berputar mencari rangkaian kata yang ia suka agar jemari ini senang meliuk-liuk untuk ku ajak menulis.
Aku ingin sekali bercerita tentang dia, dia siapa ? dia yang saat ini telah menjadi milik mu atau dia yang saat ini masih kau harapkan untuk memiliki mu ? aku tak tahu..aku hanya ingin menulis tentang dia !! ya dia siapa? Batin ku. Dia yang selalu menjadi kan jasad ini tetap terlihat hidup, dia yang selalu menjadi kan bola mata ini penuh binar-binar rindu, dia yang selalu menjadi kan otak tak pernah berhenti memikirkan tentang diri nya, dan dia yang selalu menjadikan aku gila. Gila ?? kau mengatakan diri mu gila ? ya..aku gila..aku gila akan diri nya, aku gila akan caranya memanjakan ku, aku gila akan kejenakaannya, aku gila akan kemarahannya, aku gila akan sapaan cintanya dan aku gila akan semua lekuk indah tubuhnya.bagi ku aku gila akan semua kesempurnaannya.
Kau telah berkoar-koar menceritakan tentang dia,dia dan dia….dia siapa ? dia yang mana yang ingin kau ceritakan lewat tulisan mu ini ? tulisan yang mungkin tak layak untuk dibaca oleh siapa pun, karena kau sebenarnya tak jago dalam hal menulis. Kau tahu senandung bukan ? alangkah baik nya kau besenandung untuk menceritakan tentang dia, bersenandung ? aku ingat dan aku tahu, dia sangat pandai bersenandung, alunan merdu suara nya yang khas membuat aku terlena dalam senandung itu.aku ingat ketika ia bersenandung untuk ku pertama kali nya, rasanya aku seperti berada dalam pelukan awan di birunya langit sore.nyaman, damai dan tenang…dan saat ini aku merindukan dia bersenandung untuk ku,dan hanya untuk ku.
Lagi-lagi kau menceritakan tentang dia,dia dan dia, apa yang membuat mu hingga sedemikian angkuh nya merasa kau terlalu mengenal dia, tak bisa kah sejenak kau melupakan dia, tak bisa kah mencari kesibukkan yang lain selain bercerita tentang dia. Misalnya kau melanjutkan bakat mu dalam hal merangakai syair puisi, atau……apa ? syair puisi ?? dimana, dimana syair itu ? aku harus menemukannya, aku ingin lagi membaca nya, aku ingan betul bait-bait syair puisi itu ia rangkai lewat tulisan tangan sendiri, tulisan yang sangat jelek dan buruk sekali, syair itu ia tulis dalam secarik kertas berwarna kuning gading, aku selalu menyimpan nya dengan rapi, karena itu adalah syair puisi pertama yang ia tulis hanya untuk ku dan cinta ku. Tapi dimana syair puisi itu sekarang, mengapa aku tidak bisa menemukannya ? siapa yang mengambil nya dari ku ? aku harus menemukannya, aku harus mendapatkannya.
Huuuuussssttttt……..sudah cukup! Kau tidak akan pernah lagi menemukan syair puisi itu, karena kau sendiri yang telah membiarkan secarik kertas berwarna kuning gading itu hangus terbakar, kau terlalu rapi dan telaten menyimpan nya hingga kau lupa bahwa kertas itu ada dalam tumpukkan barang-barang bekas mu yang kesemuanya telah menjadi abu. Sekarang dan saat ini apa yang kau ingin kan ? apa kau ingin menggambar ? ya..aku ingin menggambar, aku ingin melukis. Aku ingin seperti dia…yang hebat dalam menggambar segalanya, aku tahu dahulu saat aku dan dia masih dalam satu kelas yang sama, saat dia jemu dan bosan oleh kelas hari itu, dia asyik sendiri menggambar tokoh-tokoh kartun animasi favoritnya, dan terkadang dia juga sering melukis wajah dosen yang memberikan kelas saat itu, dia memperlihatkan gambar dan lukisannya itu pada ku, bagus memang, bahkan teramat bagus dan indah sekali saat dia tanpa kusadari berhasil melukis wajah lugu ku ketika sedang focus mendengarkan kelas saat itu.aku ingin bisa menggambar dan melukis seperti dia, cinta ku.
Cukup,sudah terlalu banyak kau bercerita tentang dia.dia yang selalu ada dalam dalam setiap ucap bibir mu, dia yang selalu ada dalam senda gurau mu dan dia yang selalu ada dalam tiap lekuk indah tubuh mu.apa kau sadar sudah sejauh apa dan sedalam apa kau mengenal dan mengetahui semua tentang dia ? apakah kau teramat mencintai nya ? apakah kau terlalu menyayangi nya ? jika memang benar demikian, bisa kah kau menuliskannya, menuliskan semua tentangnya dalam lembaran-lembaran kertas ini agar suatu saat nanti dia bisa tahu bagaimana kau mencintai nya. Apakah kau akan melakukannya ? apakah kau akan menuliskannya ? ya, aku akan melakukannya, aku akan menuliskannya…….
Aku mengarah pada tiga tahun yang lalu, dimana aku sama sekali tak pernah menganggap dia ada, tak ada daya tarik sedikit pun dari dirinya. Tetapi Allah berkehendak lain, ntah bagaimana cara Allah memberikan jalannya untuk aku dan dia agar bersama, aku pun tak menyadari itu, yang aku tahu saat itu aku telah berada dalam hari-harinya. Dia memberikan ku perhatian dan kasih sayang, semula itu memang seadanya, seadanya antara teman dan teman. Tetapi lambat laun perhatian dan kasih sayang itu meluap menjadi asa untuk memiliki agar saling menjaga, memberi, melengkapi dan mencintai. Aku dan dia akhirnya memutuskan untuk menjalin kasih…ntah bagaimana dan seperti apa bentuk menjalin kasih itu aku dan dia pun tak tahu, yang jelas aku dan dia memberikan semua itu pada air, air lah yang akan membawa jalinan kasih itu bermuara pada tempat yang akan ia kehendaki, air itu pula yang akan memberikan kesejukkan kala api datang menghujam jalinan kasih itu dengan angkuh nya rasa panas yang ia nyalakan. Aku dan dia tak lupa menyerahkan jalinan kasih itu pada keberkahan dan cinta kasih Allah.
Pasir waktu membawa aku dan dia pada satu waktu yang tak kan pernah berputar balik kembali, telah terlalu lama dan jauh aku dan dia menyusuri setiap dekade kehidupan ini, aku dan dia berharap dekade ini tak akan pernah berakhir hingga raga ini bisa melihat satu diantara nya mati atau bahkan mungkin raga ini akan melihat dua jasad secara bersamaan. Sampai saat ini Dia masih mencintai ku dengan cara nya sendiri, tak pernah dia ingin disamakan bahkan ku samakan dengan lelaki diluaran sana dalam cara mencintai wanita. Yang ku tahu, dia mencintai ku dengan cara nya sendiri Karena aku adalah wanita yang memiliki tempat tersendiri di hati, di jiwa, di raga dan di hidupnya.
Selama bersamanya aku menyadari bahwa tak ada yang benar-benar sempurna di dunia ini selain Yang Maha Esa, aku dan dia bersama dalam kurang dan lebih yang tak memiliki kesamaan setara. Bersama pasir waktu aku dan dia mencoba merangkai setiap pecahan kurang dan lebih itu satu demi satu agar kurang dan lebih itu dapat menyatu satu sama lain untuk saling melengkapi dan melindungi. Dia adalah dia, dan aku adalah aku. Selamanya aku dan dia akan menjadi raga yang sama untuk saling menjaga, melengkapi dan menyayangi demi satu kata cinta.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar