tempat itu hati.
aku melihatnya nyata, aku mendengarnya nyata, aku melihat dan mendengarkan ia benar-benar nyata berbicara, berbisik, tertawa dan menangis dalam raganya sendiri.
hampir setiap waktu, hampir setiap hari dan hampir setiap saat dalam hitungan tahun aku melihat dan mendengarkan ia berbicara, ia berbisik, ia tertawa dan ia menangis ... aku melihat dan mendengarkan ia melakukan semua itu dalam tempat yang sama, tak pernah ada yang berbeda, mungkin hanya waktu nya saja yang berbeda...tapi dari awal hingga saat ini aku mengenalnya...aku selalu melihat dan mendengarkan ia melakukan semua hal itu pada tempat yang sama, hati.
ia berbicara dengan lembut dan bergairah...ia berbicara tentang apa pun yang ia rasa tanpa pernah memperdulikan keadaan sekeliling nya, terkadang ia berbisik, berbisik pada tempat yang selalu membuatnya nyaman, aku tak tahu apa yang tengah ia bisikkan. mungkin saja ia berbisik tentang sebuah rahasia yang tak ingin siapa pun mengetahuinya. aku pun tak bisa mendengarkan apa yang ia bisikkan, padahal aku berada di dekatnya.
aku melihatnya tertawa, tertawa lepas dan sangat bahagia....jujur jika aku boleh mimilih, aku ingin terus melihatnya tertawa...lepas dan bebas...ia tertawa dalam ceritanya...ntah apa yang membuatnya tertawa seperti itu, tapi yang aku tahu ia bahagia dalam cerita yang ia sampaikan pada tempat itu. tapi...aku benci...aku benci saat aku melihatnya menangis. ia menangis tanpa pernah ia mencoba untuk menceritakan pada tempat itu apa yang membuatnya menangis. aku melihat ia menangis dalam diam dan isak nya. aku benci melihat tetesan air itu jatuh dari dua mata indah nya...aku benci melihat tetesan air itu membasahi pipi nya yang selalu merona. aku ingin tahu oleh apa dan karena siapa ia menangis. tapi aku tak ingin ia tahu bahwa selama ini aku telah mengintip semua yang ia lakukan dalam dunia nya...aku tak mau keingin tahuan ku tentang tangisnya itu membuat aku pergi jauh dari nya.aku hanya bisa memohon dalam doa ku, memohon agar tetesan air itu hilang dari dua mata indahnya.
aku mencoba mengingat alunan indah suaranya saat berbicara menceritakan tentang cintanya...aku ingin tahu seperti apa sosok pangeran yang selalu memberinya cinta, sosok pangeran yang selalu ada dalam ceritanya pada tempat itu. dan aku baru sadar bahwa ternyata pangeran itu juga yang telah membuatnya menangis.
aku ingin memeluknya, menghilangkan tangisnya....aku ingin melihatnya tertawa lagi...aku ingin meminta dan memohon pada tempat itu agar mengunci diri nya rapat-rapat..aku tak ingin tempat itu ada dan terlihat lagi olehnya. aku ingin tempat itu benar-benar pergi jauh dari hidupnya....aku tak mau tempat itu menjadi sahabat untuknya lagi...aku tak mau tempat itu membiarkan ia menangis lagi...aku tahu ternyata dalam diamnya tempat itu lah yang menjadi satu-satu nya yang tahu apa yang membuat ia menangis. aku benci tempat itu, aku tak menginginkan keberadaannya......terlalu berharga air mata nya jika dibandingkan dengan tempat itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar